Hendaklah seseorang mempelajari dan mendalami ilmu agama dengan niat yang ikhlas dan untuk menghilangkan kekurangan dan kebodohan pada dirinya. Alloh ’Azza wa Jalla memberitahukan bahwa Dia mengeluakan kita dari perut ibu dalam keadaan bodoh. Firman Alloh, “Dan Alloh telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.” (An Nahl: 78)
Para pembaca yang budiman, hendaknya kita menyadari bahwa ilmu itu mempunyai keutamaan, demikian pula dengan para ulama. Para ulama mempunyai kemuliaan dan keutamaan di sisi Alloh. Alloh ’Azza wa Jalla telah mengangkat derajad mereka karena ilmu.
Seorang penyair bertutur, “Ilmu mengangkat rumah yang tidak bertiang dan kebodohan merusak rumah yang kokoh dan tinggi.” Oleh karena itu hendaklah kita meluruskan niat dalam belajar sehingga Allah ’Azza wa Jalla berkenan mengangkat derajat kita.
Seorang yang belajar agama (penuntut ilmu) seyogyanya tidak menjadikan ilmu hanya sebagai tujuan, namun ilmu merupakan wasilah atau sarana untuk beramal shaleh baik dalam aqidah, ibadah, akhlak, adab atau muamalah, karena ini semua merupakan buah dari ilmu yang juga merupakan hasil dari ilmu. Seseorang yang membawa ilmu seperti seseorang yang membawa senjata, entah itu bermanfaat baginya atau justru membahayakan dirinya. Untuk ini ada ketentuan dari Nabi Muhammad shollallohu ’alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda, “Al Qur’an itu hujjah (argumen) bagimu atau atasmu.” (HR. Muslim).
Maksudnya adalah bagimu jika engkau mengamalkannya dan atasmu jika engkau belum mengamalkannya. Dengan demikian ilmu tentang Al Qur’an dan As Sunnah adalah ilmu yang memiliki keutamaan yang agung, di mana pemiliknya beramal atasnya dengan pemahaman yang benar yaitu pemahaman para pendahulu kita yang shaleh (Para Shohabat), sehingga Alloh Subhanahu wa Ta’ala mengangkat derajat dan memuliakannya. Semoga Alloh selalu menambahkan ilmu yang bermanfaat, memberikan rizki yang halal lagi baik dan menerima amal shaleh kita sekalian. Allohu a’lam.